Al-Muttaqin

Jurnal Dakwah dan Sosial Keagamaan

Penerbit
Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam
Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas

ISSN: 2460-9277
Jurnal Al-Muttaqin Volume II desember 2015

Abstrak

Al-Qur’an merupakan kitab suci yang menjadi sumber kebenaran absolut bagi umat Islam. Bagi umat Islam, meyakini akan kebenaran Al-Qur’an merupakan bagian dari keimanan seseorang. Pandangan ini karena Al-Qur’an merupakan wahyu Allah SWT kepada Rasulullah. Proses pewahyuan Al-Qur’an merupakan bentuk komunikasi antara Tuhan dan manusia. Komunikasi tersebut bersifat transenden karena terjadi dalam eksistensi yang berbeda. Terdapat beragam pendapat yang dikemukakan sarjana Al-Qur’an tentang proses pewahyuan, diantaranya Nasr Hamid Abu Zayd.  Tulisan ini berusaha untuk menjelaskan secara objektif proses komunikasi transendental dalam pewahyuan Al-Qur’an menurut Nasr Hamid Abu Zayd. Dalam pandangan Abu Zayd komunikasi pewahyuan terjadi dengan beberapa cara, diantaranya Rasulullah berubah dari status kemanusiaan dan masuk ke status kemalaikatan kemudian menerima wahyu dari malaikat Jibril. Atau sebaliknya malaikat Jibril mengubah diri masuk dalam eksistensi kemanusiaan sehingga Rasulullah dapat menerima wahyu. Abu Zayd juga memandang bahwa wahyu yang diterima Nabi tersebut hanya dalam bentuk maknanya saja. Kemudian Nabi mentransformasikan wahyu tersebut ke dalam bahasa Arab.

Kata Kunci : Komunikasi, Transendental, Wahyu, Al-Qur’an